Jakarta, 9 September 2025 – Menanggapi beredarnya video yang menampilkan Bupati Labuhanbatu Selatan, Himpunan Mahasiswa Labuhanbatu Raya (HIMLAB RAYA) Jakarta menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak perlu dibesar-besarkan dan seharusnya dilihat dari sudut pandang budaya serta kedekatan sosial antara pemimpin dan rakyat.
“Kami menilai video tersebut menunjukkan Bupati Fery sahputra sebagai pemimpin yang membumi dan dekat dengan masyarakat. Joget dan sawer dalam konteks acara hajatan adalah bagian dari budaya lokal yang mengandung makna, kebersamaan, dan kebahagiaan,” ujar Ketua Umum HIMLAB RAYA Jakarta.
HIMLAB RAYA Jakarta juga menyampaikan bahwa tindakan Bupati tidak mengandung unsur pelanggaran hukum maupun etika pemerintahan. Sebaliknya, Bupati hadir untuk memeriahkan suasana dan menjadi bagian dari kebahagiaan rakyatnya, tanpa memandang status sosial maupun jabatan.
“Kita tidak sedang membahas saweran dalam konteks pesta pora yang berlebihan, tapi ini adalah simbol empati dan keakraban. Tidak elok jika hal seperti ini dipelintir seolah menjadi tindakan tercela,” tambahnya.
Dalam potongan video yang viral di media sosial dan media daring. HIMLAB RAYA menilai bahwa tidak ada unsur glamorisasi atau pemborosan uang negara dalam aksi tersebut.
“Kita perlu paham konteks budaya. Di Sumatera Utara, terutama di daerah Labuhanbatu Selatan, memberi uang saweran dalam acara hajatan seperti pernikahan atau khitanan adalah bentuk penghargaan kepada tuan rumah dan bentuk partisipasi kebudayaan,” jelas M. Iqbal Husein.
HIMLAB RAYA Jakarta juga mengajak seluruh elemen masyarakat dan media untuk bersikap lebih bijak dalam menyikapi viralnya sebuah video. “Jangan sampai budaya gotong royong dan kekerabatan kita dikikis oleh narasi-narasi yang dibangun tanpa pemahaman nilai lokal,” Ditutup dengan pertanyaan tersebut.
Salam Hormat
Himpunan Mahasiswa Labuhanbatu
(HIMLAB) Raya Jakarta
M. Iqbal Husein